Rabu, 23 Desember 2015

Proyek yang Gagal


-based on true story-

Sabtu siang yang terik tak membuat langkahku terhenti. Sambil menenteng tas yang cukup besar, aku menyebrangi jalan raya yang tidak terlalu padat. Kulambaikan tanganku untuk menghentikan laju bemo yang berjalan santai mendatangiku.

“Wah.. Lumayan penuh juga nih.”

Seorang ibu duduk di belakang sopir sambil mengipas-kipaskan tangannya dan mengusap peluhnya yang mulai menetes bagai embun di pagi hari. Barang bawaannya cukup banyak.

“Mungkin orang yang mau keluar kota.”

Di sebelah kirinya duduk seorang pemuda berpakaian necis yang sedang membaca Koran Jawa Pos. Sedangkan di depan pemuda itu terlihat seorang bapak yang berusia sekitar 40-an sangat menikmati perjalanannya. 2 wanita lainnya tidur dengan kepala terantuk-antuk ke kanan dan ke kiri.

Aku berhasil mendapatkan posisi duduk favoritku di bemo itu. Kursi berkapasitas 4 orang paling pojok belakang. Memang agak panas sih.. Tapi itu tempat paling strategis untuk menyandarkan kepala dan memejamkan mata. Namun, ada “sesuatu” yang mengganggu perasaanku. Feelingku menyuruhku untuk tetap siaga. Kubuka mataku dan kupandang sekelilingku. Yang berbeda dari saat pertama aku naik hanyalah ibu yang duduk di belakang sopir. Kini kepalanya yang sebesar balon gas di pasar malam itu tenggelam di antara tumpukan tas travel-nya.

Aku mulai menutup kelopak mataku, namun pendengaranku kubuka seluas mungkin untuk menangkap seluruh bunyi di sekitar.

Kubuka lagi mataku dan kukedip-kedipkan. Aku berusaha mengingat di mana sekarang.

“Hah! Sudah nyampe Wonokromo?!”

Aku langsung memencet bel dan turun dari bemo dengan diikuti oleh pemuda necis dan bapak tadi.

Sambil menunggu bemo H, aku memandangi sepatuku.

“Huh! Baru dicuci, sudah kotor lagi..”

Kulayangkan pandanganku ke arah warung di sebelah kiriku. Hmm.. Gorengan-gorengan itu seakan memanggilku hingga air liurku menetes tak terbendung. Kuarahkan kembali pandanganku ke arah jalan raya. Dari jauh tampak bemo berwarna biru yang melaju kencang seperti dikejar setan.

Untunglah.. Kali ini bemo lebih sepi dari sebelumnya. Aku pun segera mengambil posisi dudukku. Ternyata dua bapak yang bersamaku sebelumnya juga ikut naik. Pemuda necis itu duduk di sebelahku, sedangkan bapak itu duduk di depannya.

“Wah.. Bapak tahu ga? Ibu sebelah saya itu pencopet lho.”

“Hah?? Iya tah? Bapak kena?”

“Untungnya tidak. Saya dari tadi memperhatikan dia terus.”

Dalam hati aku berpikir mungkin mereka sudah berkenalan ketika menunggu bemo H tadi. Setelah selesai ngobrol, pemuda itu kembali membuka korannya. Dan bapak itu melihat ke luar jendela.

Aku hampir tertidur ketika tiba-tiba feelingku kembali membangunkanku. Ada suatu aura yang aneh di sekitarku. Aku memperhatikan bapak itu. Tidak ada yang aneh. Kemudian aku mengganti haluan pandanganku ke pemuda di sebelahku. DEG! Aura itu berasal dari samping kiriku. Pemuda itu tidak sedang membaca koran, namun memperhatikan tas milik sang bapak. Matanya terlihat menusuk tajam memperhatikan setiap gerak-gerik serta situasi. “Ada apa dengan pemuda ini? Apa ada yang aneh dengan bapak ini? Atau itu hanya feelingku saja? Feeling yang terlalu mengada-ada.”

Aku mengalihkan pikiran kembali ke dunia nyata. Tiba-tiba ada sesuatu yang menarik pandanganku ke arah tas bapak itu.

“Tangan siapa itu?”

Kuperhatikan di mana letak dan posisi tangan sang bapak. Kedua tangannya bergelantungan di pipa jendela. Trus.. tangan siapa itu?! Kuperhatikan kembali pemuda yang terlihat sedang berkonsentrasi. Raut mukanya berkerut seperti sedang memikirkan rumus rumit Albert Einstein. Dan tangannya.. TANGANNYA!!

Tangan pemuda berkulit kuning langsat itu sedang merogoh tas hitam di depannya! Dengan sigap ia berhasil menarik sebuah iPad 4.

“Apa yang harus kulakukan?? Itu maling! Pencopet! Aku tahu itu! Aku harus mengatakan kebenaran!! Tapi gimana?? Aku mesti ngapain?? Kalo aku ngomong, nti dibunuh bapak’e gimana? Tapi kalo ga ngomong, aku dosa ga ya?? Aduh.. Gimana nih??”

Tanpa berpikir panjang aku segera menepuk lutut sebelah kanan pemuda itu.

“Pak, tolong jangan mencuri. Itu DOSA!”

Pemuda itu kaget bukan kepalang, seperti disengat lebah beracun Amazon. Sepertinya ia tak menyangka aku menggagalkan “proyek”nya.

Dengan segera pemuda itu mengembalikan iPad pada yang empunya.

“Ini tadi jatuh, Pak.”

“Huh! Hanya sebuah alasan bodoh untuk menutupi sebuah kesalahan yang fatal!”

Sang bapak terlihat sangat geram. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan telunjuk yang diarahkan pemuda itu kepadaku.

“Kamu ini bagaimana sih!!”

Pandangannya begitu sewot. Ia langsung memencet bel untuk menghentikan bemo yang saat itu berada di Jalan Ahmad Yani. Ketika hendak turun, sang bapak langsung meluncurkan sebuah bogem mentah ke arah ulu hati sang pemuda. Sang pemuda terlihat turun sambil memegang perut sebelah kanannya.

“Hmm.. Sebuah balasan yang agak pantas.”

“Terima kasih ya.. Saya lho gak tau kalo dia itu pencopet.”

“Waduh.. Sebenarnya saya sendiri juga takut, Pak. Takutnya nanti salah sangka. Sampe sekarang aja saya masih deg-degan.”

“Dia itu udah sama saya sejak dari Pasar Atom. Saya diikuti terus. Ya.. saya sih cuma pikir dia orang yang satu jurusan dengan saya. Ternyata dia pencopet. Gitu masih berani nuduh adik.”

“Lha iya, Pak.. Kalo saya ingat-ingat dari tadi bapak itu baca koran gak ganti-ganti lho, Pak. Bagian Show and Selebrity terus..”

Karena peristiwa tadi, tak terasa bemo sudah mendekati Pasar Waru. Aku mengambil uang Rp 3.000,00 dan menyelempangkan tasku. TITT..!! Bemo yang kunaiki segera berhenti tepat di pintu Pasar Waru.

“Mari Pak. Saya turun dulu..”

“Oh ya.. Ati-ati di jalan ya!”.

Salam Kenal !!!


TIDAK ADA BATASAN DALAM BERKARYA 

               Karya merupakan segala bentuk ekspresi diri yang bermacam-macam. Tidak ada baik buruk di dalam sebuah karya. Karena karya adalah jati diri kita yang selama ini (mungkin) tersembunyi dan belum ada orang yang tahu.

               Hai^^ Salam kenal :) Namaku Ivania T. Punya hobi nonton film, dengerin musik, sama baca buku. Sebenarnya tertarik main musik, tapi masih level beginner dan ga punya waktu buat ngembangin :(

               Tujuan blog ini untuk menampilkan semua karya tulis (dan mungkin gambar juga) yang aku buat sendiri selama hidupku (jadi jangan kaget kalau ada post cerita/gambar yang sangat kekanak-kanakan). Akan ada juga artikel-artikel pengetahuan/entertainment mengenai hal-hal yang aku suka.

               Sepertinya blog ini hanya untuk have fun aja... Tapi kalau seandainya ini bisa bermanfaat banget buat para pembaca, aku ucapin "TERIMA KASIH". Jadi mohon beri komentar setelah membaca, karena setiap kata yang kalian ketik akan membantu memperbaiki blog yang tidak sempurna ini. Kritik, saran, kesan, pesan akan kuterima dengan lapang hati :D

               Selamat membaca ^^